Minggu, 08 Juni 2008

Nenek jutawan

Seorang nenek masuk ke kantor cabang Utama Bank BNI di Jakarta sambil mengepit sebuah tas besar. Kepada teller dia mengatakan mau mendepositokan uangnya sebesar 10 Milyar rupiah. Tapi katanya dia ngin bertemu dengan pimpinan bank itu dulu.

Mendengar besarnya uang yang akan disimpan si nenek, sang tellerpun menghubungi pak direktur, lalu sang nenek dituntun ke ruangan direktur tersebut. Mereka berbasa-basi, dan sang direktur bertanya darimana si nenek bisa punya uang sebanyak itu.

"Uang itu adalah hasil kemenangan saya bermain taruhan",jawab si nenek dengan bangga.

"Taruhan?", tanya Direktur BNI itu. "Taruhan apa nek?"


"Taruhan apa aja"

Kelihatannya sang direktur masih tidak mengerti, maka si nenek menjelaskan.

"Saya memang suka bertaruh tentang apa saja. Misalnya, saya berani bertaruh 100 juta rupiah bahwa besok pagi jam 10 biji zakar Anda akan menjadi empat biji..."

Meskipun kaget dengan ucapan si nenek yang vulgar, dalam hati Direktur BNI itu tertawa membayangkan 100 juta yang akan dia dapatkan dengan taruhan itu. Dengan segera dia menerima tantangan si nenek. Si nenek berjanji akan kembali besoknya untuk melihat hasil taruhan itu.

Besok paginya sebelum ke kantor, sang direktur memeriksa biji zakarnya dan menemukannya masih normal, hanya 2 biji seperti pria pada umumnya. Lalu dengan bersiul-siul dia pergi ke kantor, bersiap-siap menangguk keuntungan pribadi sebesar 100 juta rupiah,

Tepat jam 10 pagi, nenek itu masuk ruang direktur, kali ini ditemani seorang pria, yang diperkenalkan nenek itu sebagai pengacaranya.

"Nah Nek", kata sang direktur, "Bagaimana dengan taruhan kita kemaren? Saya baru saja memeriksa biji zakar saya, dan ternyata masih berjumlah 2 biji, jadi nenek kalah dan mesti membayar saya 100 juta rupiah"

Si nenek tentu saja tidak begitu saja percaya dengan pengakuan sang direktur. Dia harus membuktikannya sendiri. Karena itu dimintanya direktur BNI itu melepas celananya. Meski risih, angka 100 juta rupiah membuat sang direktur tak keberatan. Lalu nenek itu memintanya nungging, dan mulailah dia meraba-raba biji zakar sang direktur BNI.

Benar, bijinya tidak berubah, hanya 2 biji. Si nenek mengaku kalah. Sementara sang direktur mengenakan kembali celananya, dilihatnya pengacara si nenek membentur-benturkan kepalanya ke meja.

"Lho, ada apa dengan dia?", tanya sang direktur heran.

"Ooo..itu", sahut si nenek dengan santai, "kemarin saya bertaruh 200 juta dengan dia dengan dia, saya bilang pada jam 10 pagi ini saya pasti bisa menyuruh Direktur Bank BNI nungging dan meremas-remas bji zakarnya"

Tidak ada komentar:

Finetune Radio

Powered By Blogger